Takjil B2SA
Pangan adalah kebutuhan dasar mahluk hidup. Pemenuhan akan pangan tidak hanya berdasar pada kuantitas makanan yang dikonsumsi saja, melainkan juga kualitas makanan itu sendiri. Segala macam pangan yang dikonsumsi akan berpengaruh pada tubuh dan perkembangan otak, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Dalam menjalani ibadah puasa, pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA) sangat penting untuk menjaga hidup tetap sehat, aktif dan produktif. Untuk itu dalam mengonsumsi pangan selama bulan Ramadan diharapkan agar kita senantiasa mengonsumsi makanan B2SA, baik itu di waktu sahur maupun berbuka sehingga dengan mengkonsumsi makanan yang beragam, bergizi seimbang dan aman kebutuhan kita akan pangan senantiasa tercukupi.
Begitu pula halnya dalam memilih pangan sebagai takjil. Takjil yang dikonsumsi ialah takjil yang memenuhi kaidah B2SA, yaitu (1) beragam, tidak terdiri dari satu bahan pangan saja, (2) bergizi seimbang, memenuhi kriteria gizi seimbang yang terdiri dari pemenuhan karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, dan (3) aman, yaitu bebas dari cemaran kimia dan mikrobiologi yang berbahaya bagi kesehatan.
Takjil yang beragam bisa didapat dari aneka sumber pangan seperti dari singkong, ubi ungu, sagu, sukun, pisang, sorgum, suweg dan lain sebagainya yang sesuai sumber daya lokal. Keberagaman pangan ini juga bisa dinikmati secara modern dengan mengkonsumsi kue, roti, mie, bubur, es krim, cendol, nasi dan lain sebagainya yang bersumber dari hasil penepungan pangan lokal. Bahan pangan lokal yang sudah ditepung dapat dimodifikasi menjadi berbagai macam takjil dan makanan sesuai dengan kearifan lokal masing-masing.
Takjil yang bergizi seimbang juga bisa didapat dengan mengonsumsi makanan yang memenuhi kaidah gizi seimbang (tumpeng gizi) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan tubuh akan gizi sangat penting yang terdapat dalam triguna makanan yaitu karbohidrat sebagai zat energi, protein sebagai zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Kebutuhan gizi balita, anak, remaja, dewasa, wanita hamil, pekerja keras dan orang tua berbeda antara satu dengan lain. Oleh sebab itu pola konsumsi pangan bergizi seimbang harus disesuaikan dengan kebutuhan gizi masing-masing orang.
Takjil yang aman bisa didapat baik itu di warung maupun dibuat sendiri. Keamanan makanan pada dasarnya bergantung pada kandungan zat kimia dan mikrobiologi yang terdapat di dalamnya, apabila makanan tersebut ditambahkan zat kimia, terkena cemaran mikrobiologi maupun terdapat indikasi tidak halal maka dapat disimpulkan bahwa pangan tersebut tidaklah aman. Untuk mendapatkan takjil yang benar-benar aman memang perlu perhatian khusus, pasalnya keamanan akan pangan sulit diketahui jika hanya menggunakan mata telanjang saja, butuh bantuan laboratorium untuk menganalisanya lebih detail. Namun dengan adanya kesadaran akan keamanan pangan, diharapkan kita dapat memilih makanan yang tidak terlalu berbahaya, contohnya hasil dari pekarangan sendiri.
Dengan mengonsumsi makanan B2SA selama berpuasa diharapkan masyarakat Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pangannya agar tidak menganggu aktivitas sehari-hari. Makanan B2SA juga baik untuk dihidangkan di Hari Raya, khususnya mengenai khasiat-khasiat yang terdapat di dalamnya seperti untuk mencegah diabetes, terapi untuk masyarakat berkebutuhan khusus maupun untuk memenuhi kebutuhan gizi. Ingat, makan bukan hanya kenyang melainkan untuk hidup sehat, aktif dan produktif.
Langganan:
Postingan (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar